Jika tidak dikonsumsi dengan bijak, obat tidur dapat membawa efek samping yang tidak ringan, seperti diare, gangguan ingatan, alergi, hingga ketergantungan.
Anda mengalami gangguan tidur? Jangan terburu-buru mengonsumsi obat tidur untuk mengatasinya. Sebelum Anda memutuskan untuk menggunakannya, ada baiknya mengetahui apa saja efek samping yang dapat ditimbulkan akibat penggunaan obat tidur.
Jenis Obat Tidur
Ada berbagai jenis obat tidur dengan manfaat dan risiko berbeda. Ada yang dapat membuat Anda tidur lebih lama atau membantu Anda untuk lebih mudah tidur. Obat tidur dalam kelompok benzodiazepines disebut sebagai penenang sistem saraf pusat yang berperan memperlambat kerja sistem saraf. Sementara kelompok lain, non-benzodiazepine, memiliki efek samping lebih aman.
Oleh karenanya, agar dapat menemukan obat yang tepat, sebelum meresepkan obat tidur, dokter biasanya akan mengajukan berbagai pertanyaan kepada Anda mengenai hal-hal berikut:
- Pola tidur Anda dan berbagai aktivitas lain yang memengaruhi hal tersebut.
- Tes untuk mendeteksi kondisi yang melatarbelakangi gangguan tidur.
- Diskusi tentang jenis, dosis, dan efek samping obat tidur, termasuk ada tidaknya obat tidur generik dengan harga lebih ringan.
- Jika memang diperlukan, dokter akan meresepkan obat tidur untuk periode waktu tertentu untuk melihat efek samping dan manfaatnya.
- Sebaiknya Anda tidak mengonsumsi obat tidur jenis lain, jika obat yang sedang Anda gunakan tidak bekerja sesuai harapan.
Berikut beberapa jenis obat tidur yang biasa digunakan.
Nama obat
| Memudahkan tidur | Membuat tidur lebih lama | Dapat menimbulkan ketergantungan |
Doxepin
|
X
| ||
Ramelteom
|
X
| ||
Zaleplon
| X | X | |
Zolpidem
| X |
X
| |
Triazolam
| X |
X
| |
Temazepam
|
X
| X | X |
Eszopiclone | X | X |
X
|
Estazolam | X | X |
X
|
Zolpidem extended release | X | X |
X
|
Selain obat-obatan di atas, ada juga obat tidur dosis rendah yang digunakan untuk mengatasi insomnia akibat depresi. Obat-obatan tersebut di antaranya: amitriptilin, mirtazapine, trazodone.
Efek Samping Obat Tidur
Seperti halnya obat-obatan lain, obat tidur juga memiliki efek samping. Efek samping setiap obat tidur berbeda-beda tergantung jenisnya. Berikut beberapa efek samping yang umum terjadi:
- Napsu makan berubah.
- Rasa terbakar atau geli pada kaki, lengan, tangan.
- Diare.
- Susah buang air besar atau konstipasi
- Susah menjaga keseimbangan.
- Sakit kepala.
- Mulut atau tenggorokan kering.
- Buang angin.
- Nyeri ulu hati.
- Mengantuk di siang hari.
- Lemas.
- Nyeri perut.
- Gangguan pada ingatan dan tidak fokus.
- Membuat anggota tubuh bergetar.
- Mual.
- Reaksi alergi parah yang disebut anafilaksis. Reaksi ini dapat meliputi angioedema, yaitu bengkak parah pada wajah.
- Menimbulkan ketergantungan. Tanpa obat tidur, Anda menjadi merasa semakin sulit tidur. Bahkan aktivitas tidur bisa menjadi saat yang paling mencemaskan.
- Detak jantung tidak teratur.
- Berat badan bertambah.
Pada kasus tertentu efek samping dapat menjadi parah seperti parasomnias, yaitu tingkah laku dan tindakan yang tidak dapat dikontrol. Orang yang mengalami parasomnias menjadi tidak sadar apa yang terjadi. Di tengah ketidaksadarannya, penderita dapat berjalan, makan, bahkan melakukan sambungan telepon sambil tidur.
Obat tidur juga dapat berbahaya bagi orang-orang yang mengidap penyakit tertentu, penderita asma misalnya. Obat tidur dapat membuat penderita asma sulit bernapas karena efek samping dari obat tidur dapat membuat seseorang bernapas lebih lambat dan pelan. Mereka yang memiliki tekanan darah tinggi, gangguan ginjal, serta riwayat kejang juga perlu waspada. Begitu pula wanita hamil dan menyusui, orang lanjut usia serta yang sedang mengonsumsi obat-obatan tertentu yang dapat bereaksi dengan obat tidur.
Jika memang Anda perlu mengonsumsi obat tidur, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, di antaranya:
- Sebelum mengonsumsi obat tidur, ada baiknya periksakan diri terlebih dahulu ke dokter untuk mengetahui penyebab atau latar belakang terjadinya insomnia.
- Obat tidur sebaiknya dikonsumsi 15 menit sebelum waktu tidur. Jika tidak, obat ini dapat membuat Anda kehilangan konsentrasi dan kesadaran sehingga akan membahayakan Anda saat beraktivitas.
- Pastikan Anda membaca semua instruksi termasuk dosis yang tertera pada label, terutama pada bagian efek samping. Konsultasikan ke dokter atau apoteker jika ada informasi yang tidak Anda mengerti.
- Jangan sekali-sekali mengonsumsi minuman keras bersamaan dengan obat tidur. Perpaduan keduanya dapat mengakibatkan kecanduan yang berakibat fatal.
- Anda juga sebaiknya tidak mengonsumsi anggur ataupun jus anggur saat mengonsumsi obat tidur. Buah ini berisiko meningkatkan dan mempertahankan kadar obat yang diserap pembuluh darah sehingga menyebabkan dosis berlebih.
- Hindari mengonsumsi obat tidur jenis lain untuk pertama kalinya, bila di pagi harinya Anda akan menjalani sebuah kegiatan penting seperti wawancara kerja atau rapat besar. Anda tidak tahu bagaimana tubuh Anda akan bereaksi terhadap obat tersebut.
Beberapa jenis obat tidur memang hanya ditujukan untuk konsumsi jangka pendek, misalnya 10 hari. Maka, hindari mengonsumsi obat tidur dalam jangka waktu lebih lama dari yang direkomendasikan dokter Anda.
Penghentian konsumsi obat tidur memerlukan waktu penyesuaian. Terkadang insomnia dapat kembali muncul saat obat tidur berhenti digunakan. Konsultasikan hal ini ke dokter untuk menemukan cara yang tepat untuk berhenti menggunakan obat tidur secara bertahap.
Segera periksakan ke dokter jika setelah mengonsumsi obat tidur Anda mengalami nyeri dada, sulit bernapas, gangguan penglihatan, ruam, gatal, bengkak pada mata, wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan.
Pada akhirnya, mengonsumsi obat tidur sebaiknya menjadi alternatif terakhir setelah menempuh cara-cara lain yang lebih aman untuk menangani insomnia.
loading...
loading...
0 komentar:
Post a Comment