Jasa dokter kecantikan kini makin banyak diserbu oleh para wanita yang ingin terlihat lebih cantik. Tapi tidak banyak yang tahu dengan jelas apa saja yang boleh dilakukan oleh dokter kecantikan.
Dokter kecantikan merupakan dokter yang melakukan beberapa prosedur yang bertujuan meningkatkan penampilan seseorang, seperti meminimalkan tanda-tanda penuaan, membuat wajah pasien terlihat lebih cerah, dan sebagainya. Apa yang dilakukan oleh dokter kecantikan adalah apa pun prosedur yang melibatkan pembedahan seminimal mungkin atau bahkan tidak sama sekali.
Jenis-jenis Perawatan yang Dilakukan Dokter Kecantikan
Berikut ini adalah beberapa perawatan yang dilakukan oleh dokter kecantikan.
- Chemical Peel - Perawatan ini dapat membantu menghilangkan kerutan dan bekas luka pada kulit. Chemical peel menggunakan bahan kimia sebagai bagian dari proses pengelupasan lapisan atas kulit atau lapisan kulit mati. Sehingga kulit yang nantinya akan kembali tumbuh adalah kulit yang lebih muda dan lebih halus. Beberapa bahan kimia yang digunakan pada proses ini disesuaikan dengan kedalaman lapisan kulit yang ingin dicapai. Perawatan ini sendiri dapat dikombinasikan dengan perawatan lain.
- Dermabrasion - Perawatan ini sama halnya dengan chemical peel yang bertujuan mengangkat sel kulit mati, hanya prosedurnya saja yang berbeda. Perawatan ini menggunakan alat khusus seperti sikat kawat atau roda berujung intan yang akan berputar pada wajah pasien. Anda dapat menggunakan dermabrasion jika ingin menghilangkan bekas luka, bekas jerawat, serta garis di wajah. Proses ini membutuhkan anestesi. Anda akan diberikan anestesi umum atau hanya obat penenang, tergantung kepada luasnya kulit yang diberi perawatan.
- Botox - Botox merupakan perawatan yang menggunakan cairan toksin botulinumyang kemudian dimasukkan ke bagian tubuh yang diinginkan. Cairan ini dimasukkan dengan tujuan melumpuhkan otot-otot yang aktif, sehingga dapat mengurangi kerutan di wajah.
- Fillers - Perawatan ini dilakukan dengan menyuntikkan cairan mengandung zat tertentu ke kulit yang berkerut. Cairan ini akan mengisi lapisan bawah kulit,sehingga permukaan kulit naik dan kerutan di wajah dapat terlihat lebih halus. Perawatan ini bersifat sementara dengan lama ketahanan 4 bulan sampai 1 tahun. Hal ini tergantung kepada jenis cairan filler yang digunakan dan jenis kerutan di wajah pasien.
- Laser resurfacing - Perawatan ini bertujuan menghaluskan kulit yang memiliki banyak bekas luka atau bekas jerawat, mengurangi garis halus pada wajah, dan mengencangkan kulit wajah. Perawatan ini memiliki dua cara. Proses laser yang tidak melukai (nonablatif) bertujuan mengencangkan kulit dengan memicu pertumbuhan kolagen pada wajah dan proses laser ablatif berguna untuk mengangkat lapisan paling atas kulit.
Efek Samping
Menjalani perawatan kecantikan bukan berarti tanpa efek samping atau risiko tertentu. Berikut ini adalah efek samping yang mungkin saja muncul setelah Anda mendapatkan perawatan dari dokter kecantikan Anda.
- Chemical Peel - Sebelum Anda melakukan perawatan ini, ada baiknya untuk mengonsultasikan kondisi kesehatan dengan dokter kecantikan karena perawatan ini tidak dapat dilakukan jika Anda memiliki kutil pada wajah, mengalami pertumbuhan jaringan parut yang berlebihan, memiliki kulit yang berbintik, pigmentasi kulit yang tidak normal, kulit wajah gelap, atau herpes simplex. Efek samping yang mungkin muncul setelah melakukan perawatan ini adalah perubahan warna kulit menjadi lebih gelap. Selain itu, wajah juga akan menjadi kemerahan yang pada nantinya akan hilang setelah beberapa bulan. Chemical peeldapat memicu infeksi jamur dan bakteri. Kerusakan pada ginjal, jantung, dan hati dapat diakibatkan oleh asam karbolat yang digunakan untuk chemical peel lapisan dalam kulit. Ini karena zat tersebut dapat menyebar ke sekitarnya ketika dioleskan di permukaan kulit.
- Dermabrasion - Perawatan ini juga memerlukan konsultasi terlebih dahulu karena seseorang dengan kondisi tertentu tidak dapat melakukan perawatan ini. Seperti orang-orang dengan herpes simplex, keloid, jerawat, atau memiliki luka bakar. Efek samping dari perawatan ini bisa berupa kemunculan jerawat. Anda juga dapat mengalami perubahan pada warna kulit, pori-pori membesar, alergi, dan kadang-kadang bisa juga terinfeksi bakteri, jamur, dan virus.
- Botox - Botox mengandung toksin botulinum yang jika dilakukan di tempat yang salah, dapat menyebar dan membahayakan diri Anda. Oleh karena itu, pastikan dokter kecantikan yang Anda pilih memiliki cukup banyak pengalaman dalam menangani penyuntikan botox. Efek samping yang mungkin muncul setelah menjalani suntik botox adalah memar, bengkak, atau mengalami gejala seperti flu. Jika Anda mengalami gangguan penglihatan, sulit menelan, sulit berbicara, sulit bernapas, sulit menahan buang air kecil, dan otot Anda terasa lemas, sebaiknya Anda segera menghubungi dokter Anda. Cairan botox yang menyebar juga bisa mengakibatkan mata kering, kelopak mata turun, dan senyum miring.
- Fillers - Perawatan ini memiliki beberapa efek samping, seperti kemungkinan timbulnya benjolan kecil di bawah kulit, alergi, atau perubahan warna kulit.
- Laser - Jika Anda sedang hamil atau sedang menyusui, tidak disarankan melakukan perawatan ini. Begitu pula dengan penderita diabetes, keloids, pernah menjalani terapi radiasi, atau pernah mengonsumsi obat jerawat isotretinoin. Efek samping yang mungkin timbul jika Anda melakukan laser ablatif adalah kemunculan jerawat, infeksi, jaringan parut, wajah kemerahan, gatal, bengkak, perubahan warna kulit, atau ektropion (kelopak mata yang terlipat sehingga lapisan dalam terpapar). Sedangkan pada proses laser nonablatif, efek sampingnya adalah perubahan warna kulit, bengkak, kemerahan, infeksi, luka, dan melepuh.
Pastikan untuk melakukan perawatan wajah dengan dokter yang tepat. Jangan lupa untuk selalu mengonsultasikan hasil yang Anda inginkan dengan dokter kecantikan demi mendapatkan perawatan yang tepat. Selain itu, ingatlah untuk menginformasikan dokter mengenai kondisi kesehatan Anda sebelum melakukan beberapa perawatan di atas.
loading...
loading...
0 komentar:
Post a Comment