Di Indonesia, sirsak merupakan salah satu buah yang mudah ditemui. Dengan rasanya yang manis dan keharuman yang khas untuk diolah sebagai jus, sirop, dodol, dan banyak variasi lainnya. Sirsak juga diklaim dapat mengobati kanker. Benarkah demikian?
Terdapat beragam artikel di dunia maya yang menyatakan bahwa sirsak mampu memperlambat penyebaran sel kanker. Meski begitu belum ada yang dapat menyajikan bukti penelitian medis terhadap hal tersebut.
Bukti Ilmiah
Sejak dilakukan studi mengenai sirsak pada tahun 1997, buah tersebut kemudian banyak disebut sebagai obat antikanker. Hasil satu studi itu mengungkap, efek kemoterapi dalam menghancurkan sel kanker payudara lebih rendah dibandingkan senyawa sirsak. Namun, tanpa uji klinis yang sah, hal ini masih belum bisa dibuktikan. Hingga saat ini, belum ada studi yang menguji kebenaran klaim ini pada manusia secara langsung dan dalam skala yang cukup besar.
Dengan klaim mengobati kanker, kini banyak suplemen sirsak yang dapat dibeli secara bebas dengan harga terjangkau di Indonesia. Namun, belum ada bukti ilmiah yang menguatkan hal tersebut, sehingga belum diketahui keamanan dan efektivitasnya. Untuk itu, penting tetap mengutamakan pengobatan kanker sebagaimana direkomendasikan oleh dokter Anda.
Jika Anda memutuskan untuk memanfaatkan suplemen sirsak sebagai bagian dari pengobatan kanker, konsultasikan kepada dokter terlebih dahulu. Bukan tidak mungkin, suplemen tersebut justru berisiko mengganggu efektivitas kemoterapi yang tengah dilakukan. Selain itu, pastikan produk yang Anda konsumsi terdaftar di BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan).
Selain kanker, kondisi-kondisi lain yang dipercaya dapat diatasi dengan buah sirsak tapi sama sekali belum terbukti adalah:
- Infeksi herpes
- Infeksi bakteri
- Infeksi parasit
- Batuk
- Artritis
Efek samping
Reaksi tubuh terhadap sirsak, terutama dalam jumlah banyak, belum diketahui dengan pasti. Salah satu yang diungkap oleh peneliti adalah risiko perubahan saraf dan gangguan gerak yang menyerupai penyakit Parkinson, dipicu kandungan kimia dalam sirsak.
Sebuah studi menemukan hal yang tidak jauh berbeda. Terjadi perubahan saraf dan halusinasi, pada orang yang banyak mengonsumsi sirsak. Hanya saja, ketika sirsak dikonsumsi dalam porsi normal, masih dianggap aman dan tidak menimbulkan bahaya.
Bagi ibu hamil dan yang sedang menyusui, sebaiknya tidak mengonsumsi suplemen sirsak karena berpotensi berdampak pada janin dan ASI. Jika Anda ingin mengonsumsi sirsak sebagai langkah pengobatan alternatif, selalu bicarakan terlebih dahulu dengan dokter terutama jika Anda mempunyai kondisi medis tertentu.
Hingga kini manfaat sirsak belum terbukti dalam uji klinis sebagai obat kanker atau penyakit lain. Jangan mudah percaya pada iklan yang ada di berbagai media.
loading...
loading...
0 komentar:
Post a Comment