Mengenakan sepatu berhak tinggi membuat tubuh berada pada postur yang tidak normal.
Mengenakan sepatu berhak tinggi membuat tubuh harus menyesuaikan postur untuk menjaga keseimbangan. Tubuh bagian bawah yang condong ke depan membuat tubuh bagian atas harus lebih condong ke belakang. Demikian juga ketika berjalan, otot-otot fleksor pada pinggul akan bekerja lebih keras untuk menarik tubuh ke depan. Posisi ini juga membuat otot-otot lutut bekerja lebih keras sehingga lutut pun lebih tertekan.
Di sisi lain, mengenakan sepatu berhak tinggi juga mengakibatkan perubahan pada punggung yang dalam posisi normal berbentuk kurva S. Kurva ini seharusnya berperan mengurangi tekanan pada tulang belakang. Namun sepatu hak tinggi membuat tulang punggung bagian bawah menjadi lebih lurus untuk menyesuaikan perubahan postur kepala dan tulang punggung bagian tengah.
Di samping membatasi pergerakan dan tenaga dari sendi pergelangan kaki, hak tinggi juga membuat lutut tetap bengkok ketika berjalan. Sementara itu, tulang kering yang tertekan ke dalam mendatangkan tekanan berlebih pada lutut bagian dalam.
Risiko di Balik Sepatu Hak Tinggi
Dalam jangka panjang, perubahan postur-postur tubuh di atas mendatangkan risiko beberapa penyakit berikut ini.
Osteoartritis - Tekanan pada lutut akibat penggunaan sepatu hak tinggi bisa menjadi salah satu pemicu terjadinya osteoartritis. Kondisi ini terjadi karena gesekan ujung-ujung tulang penyusun sendi yang mengakibatkan inflamasi dan rasa nyeri.
Achilles tendinitis - Tendon Achilles pada kaki memendek ketika Anda mengenakan sepatu hak tinggi. Sehingga pemakaian hak tinggi terus-menerus dan dalam jangka panjang dapat mengakibatkan penyakit Achilles tendinitis. Kondisi ini terjadi karena peradangan pada tendon Achilles atau jaringan ikat yang menghubungkan otot betis di kaki bawah bagian belakang ke tulang tumit. Selain otot betis yang terasa menegang saat meregangkan kaki, penyakit ini ditandai dengan nyeri dan bengkak pada tumit ketika Anda berjalan.
Metatarsalgia - Sepatu dengan hak yang tinggi dan runcing mendatangkan tekanan berlebihan pada telapak kaki bagian atas atau tepat di bawah jari kaki Anda. Kondisi ini dapat menyebabkan rasa sakit akut pada area tersebut yang jika tidak segera ditangani akan terasa dalam jangka panjang atau bahkan menyebabkan retak tulang.
Siatika - Pertambahan beban pada jari-jari kaki membuat tubuh Anda condong ke depan saat berdiri dan berjalan. Akibatnya, terjadi tekanan berlebihan pada lutut, pinggul, dan punggung bagian bawah. Perubahan postur itulah yang menyebabkan siatika, yaitu kondisi saat saraf terjepit dan menyebabkan nyeri, serta mati rasa hingga pada kaki bagian bawah.
Plantar fasciitis - Beberapa wanita yang mengenakan sepatu berhak tinggi sering mengalami pemendekan tendon Achilles akibat tumit yang meninggi. Padahal tendon ini didesain untuk dapat bergerak secara fleksibel. Kondisi ini memicu terjadinya plantar fasciitis, yaitu peradangan dan nyeri pada plantar fascia atau jaringan tebal di bagian bawah kaki yang menghubungkan tulang tumit ke jari kaki.
Bengkoknya jari kaki - Tekanan secara terus-menerus pada telapak kaki bagian depan akibat penggunaan sepatu hak tinggi, terutama yang berujung lancip atau yang ukurannya terlalu kecil dapat mengakibatkan kelainan bentuk kaki seperti berikut ini.
- Hammer toes: kondisi saat tiga jari kaki paling tengah menjadi bengkok.
- Bunion: benjolan tulang pada sendi di pangkal jempol kaki.
Fraktur halus - Sepatu dengan hak yang sangat tinggi dapat menekan tulang telapak dan jari-jari kaki serta saraf-saraf di sekelilingnya. Tekanan secara terus-menerus pada tulang-tulang ini dapat berisiko memicu keretakan atau fraktur halus.
Pergelangan kaki terkilir - Stiletto atau sepatu dengan hak tinggi dan lancip adalah yang paling berisiko menyebabkan cedera. Berat tubuh yang bertumpu hanya pada dua ujung lancip tersebut membuat Anda berisiko tinggi untuk jatuh dan mengalami keseleo, terutama pada permukaan lantai atau jalan yang licin.
Sakit punggung bagian bawah - Mengenakan sepatu hak tinggi dapat mengubah bentuk tulang belakang dari posisi normal dan menyebabkan sakit punggung bagian bawah.
Pemeriksaan dengan X-ray, magnetic resonance imaging (MRI), atau USG dapat digunakan untuk mendeteksi jenis penyakit atau cedera yang terjadi.
Tetap Sehat dengan Sepatu Hak Tinggi
Mengingat banyaknya risiko yang mungkin terjadi, apakah Anda harus berhenti menggunakan sepatuhak tinggi sama sekali? Tidak perlu, karena ada beberapa langkah yang dapat ditempuh agar tetap dapat tampil bergaya sekaligus tetap menjaga kesehatan kaki.
- Jika Anda menggunakan sepatu hak tinggi tiap hari, misalnya untuk bekerja, sebaiknya pilih yang tingginya tidak lebih dari 2-3 cm. Bawa serta alas kaki datar untuk dikenakan saat istirahat kerja atau dalam perjalanan berangkat atau pulang.
- Selingi penggunaan sepatu hak tinggi dengan sepatu yang alas datar seperti sepatu kets yang membuat kaki dapat bergerak secara alami dan leluasa.
- Kenakan sepatu dengan hak paling tinggi Anda hanya sesekali pada acara-acara khusus, seperti pesta.
- Hindari memilih sepatu hak tinggi dengan ujung lancip atau ukuran yang terlalu kecil. Selain itu, daripada stiletto, lebih baik pilih sepatu dengan hak berpenampang lebih lebar.
- Lakukan peregangan kaki tiap hari untuk melemaskan otot betis hingga jari-jari kaki.
Selektif dalam memilih sepatu hak tinggi dan memerhatikan waktu penggunaannya dapat membuat Anda tampil percaya diri sekaligus terhindar dari risiko cedera dan penyakit.
loading...
loading...
0 komentar:
Post a Comment